Hakikat jin menurut Al-Quran & Hadith

Pada hari ini banyak stesen penyiaran atau stesen TV yang berlumba-lumba menayangkan hal-hal mistik dan alam supernatural untuk memancing penonton dengan penggunaan kesan khas serta teknologi dengan trik kamera yang menakjubkan menyebabkan orang ramai merasa takjub, hairan dan terpukan serta terpesona dengan paparan yang dihidangkan. Apakah ianya tepat engan realiti penciptaan dan kehidupan sebenar makhluk jin ini?. Ramai netizan yang berminat untuk mengetahui tentang jin dan alam mereka. Justeru itu saya merasakan perlu diberi pencerahan tentang topik ini menurut sumber dan dalil yang sahih menurut al-Quran dan hadith serta pandangan ulamak mengenainya, iaitu:

  1. ASAL KALIMAH JIN

Asal pembentukan kalimat “jin” dari huruf ‘jim’ dan ‘nun’ menunjukkan makna tertutup,sebagaimana firman Allah SWT:

فَلَمَّا جَنَّ عَلَيۡهِ ٱلَّيۡلُ رَءَا كَوۡكَبً۬ا‌ۖ قَالَ هَـٰذَا رَبِّى‌ۖ فَلَمَّآ أَفَلَ قَالَ لَآ أُحِبُّ ٱلۡأَفِلِينَ (٧٦

“Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: “InilahRabbku”, tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata:”Saya tidak suka kepada yangtenggelam.” (QS.Al-An’am [6]: 76).

Berkata Syaikhul Islam Rahimahullah:

“Ia dinamakan jin kerana tertutupnya daripandangan manusia.”Para jin melihat manusia sedangkan manusia tidak dapat melihat mereka. Allah SWT berfirman:

يَـٰبَنِىٓ ءَادَمَ لَا يَفۡتِنَنَّڪُمُ ٱلشَّيۡطَـٰنُ كَمَآ أَخۡرَجَ أَبَوَيۡكُم مِّنَ ٱلۡجَنَّةِ يَنزِعُ عَنۡہُمَا لِبَاسَہُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوۡءَٲتِہِمَآ‌ۗ إِنَّهُ ۥ يَرَٮٰكُمۡ هُوَ وَقَبِيلُهُ ۥ مِنۡ حَيۡثُ لَا تَرَوۡنَہُمۡ‌ۗ إِنَّا جَعَلۡنَا ٱلشَّيَـٰطِينَ أَوۡلِيَآءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ (٢٧

“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana iatelah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanyapakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya ‘auratnya. Sesungguhnya ia danpengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihatmereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpimbagi orang-orang yang tidak beriman.” (QS.Al-A`raf [7]: 27)

Maksud dari ayat ini adalah: Sesungguhnya manusia tidak dapat melihat jin berdasarkan bentuk kejadiannya yang hakiki, namun ada ketikanya mereka boleh dilihat dalambentuk yang lain seperti haiwan, serangga bahkan orang tertentu. (Lihat Fath al-Haq al-Mubin, hlm 28 oleh Abdullah binMuhammad bin Ahmad al-Tayyar)

  • JIN DICIPTAKAN SEBELUM MANUSIA

Jin telah diciptakan sebelum diciptakan manusia berdasarkan nas al-Qur’an (Al-Hijr 15:27-28)

وَٱلۡجَآنَّ خَلَقۡنَـٰهُ مِن قَبۡلُ مِن نَّارِ ٱلسَّمُومِ (٢٧) وَإِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةِ إِنِّى خَـٰلِقُۢ بَشَرً۬ا مِّن صَلۡصَـٰلٍ۬ مِّنۡ حَمَإٍ۬ مَّسۡنُونٍ۬ (٢٨

“Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. Dan(ingatlah) , ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku akanmenciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitamyang diberi bentuk.”

  • ASAL USUL PENCIPTAAN JIN

Allah swt menciptakan jin dari api. Hal ini bertepatan dengan apa yang disebutkan oleh Allah swt dalam surat Al-Hijr [15]: 27;

وَٱلۡجَآنَّ خَلَقۡنَـٰهُ مِن قَبۡلُ مِن نَّارِ ٱلسَّمُومِ (٢٧

“Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.”

Begitujuga disebut dalam surat Ar-Rahman [55: 15);

وَخَلَقَ ٱلۡجَآنَّ مِن مَّارِجٍ۬ مِّن نَّارٍ۬ (١٥

“Dan Dia menciptakan jin dari nyala api.”

Dalam sebuah hadith Rasulullah SAW bersabda (maksudnya): “Malaikat diciptakan dari nur (cahaya). Jin diciptakandari marij (api). Dan Adam diciptakan dari apa yang disifatkan kepada kalian. (iaitu daritanah)” (HR Muslim: 2512)

  • KELOMPOK ATAU JENIS JIN

Rasulullah SAW bersabda: “Jin terdiri dari tiga kelompok: satu kelompok memilikisayap, mereka terbang di udara dengannya, satu kelompok berbentuk ular dan anjing,dan satu kelompok lagi berdiam diri di tempatnya dan melakukan kejahatan.”

(HR.Tabrani dengan sanad hasan, Juga al-Hakim dan al-Baihaqi dengan sanad sahih; lihat Sahihul Jami’ 3/85.

  • TEMPAT TINGGAL JIN

Jin biasanya berada atau tinggal di pelbagai tempat seperti berikut:

  1. Di Pasar

Salman al-Farisi r.a. berkata: Rasulullah saw telah bersabda: “Sungguh jika kamu mampu,janganlah kamu menjadi orang yang pertama kali masuk pasar dan terakhir kalikeluar darinya, kerana sesungguhnya pasar adalah medan peperangan syaitan dan didalamnya ia menancapkan bendera.” (HR. Muslim:2451)

  • Tempat-tempat Buang Hajat

Dari Zaid bin Arqam r.a. dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Tempat-tempat buang hajatini dihadiri oleh syaitan (dengan tujuan mengganggu). Maka jika salah seorang di antarakalian masuk ke dalamnya, hendaklah mengucapkan: (“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari gangguan syaitan laki-laki danperempuan).” (HR. Abu Daud)

  • Bersama dengan unta dan di kandang-kandangnya.

Abdullah bin Mughafal r.a. berkata: “Rasulullah SAW telah melarang kami untukmelakukan solat di kandang-kandang unta dan tempat-tempat menderumnya, keranaia diciptakan dari syaitan-syaitan.” (Sahih Sunan Abu Dawud, No.184/493)Berkata Ibnu Hibban r.a sebagaimana dalam al-Ihsan (4/602)yang mengulas maknahadith: kerana ia diciptakan dari syaitan-syaitan: “Maksudnya adalah: “Sesungguhnyasyaitan bersamanya.”

  • Di rumah-rumah

Dari Abu Hurairah r.a. bahawa Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah kalianmenjadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan, sesungguhnya syaitan akan lari darirumah-rumah yang dibacakan di dalamnya surah  al-Baqarah.” (HR.Muslim:780 dan SahihMuslim:752).

Dalam hadith yang diriwayatkan dari As-Sya’bi beliau menyebut bahawa Abdullah bin Mas’ud berkata:

“Barangsiapa membaca 10 ayat dari surat Al-Baqarah di dalam rumah, maka setantidak akan memasuki rumah itu malam harinya hingga tiba pagi hari. Kesepuluh ayattersebut adalah 4 ayat pertama darinya; Ayat Kursi; 2 ayat sesudah Ayat Kursi; dan 3ayat terakhir dari surah al-Baqarah.” (HR.Tabrani).Al-Haitami berkata dalam Mazma’uz Zawai’d [10/118];Hadith ini diriwayatkanal-Tabrani dengan rijal sahih walaupun Al-Sya’bi tidak mendengar secara langsung dari IbnuMas’ud.

Hadith-hadith diatas menunjukkan bahawa mereka memang tinggal di rumah-rumah manusia. Selain itu terdapat tempat-tempat lain yang menjadi pilihan jin iaitu;

  • Di Lautan.

Dari Jabir r.a. beliau berkata: Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya Iblis meletakkansinggasananya di lautan. Dari sana dia mengirim pasukannya untuk membuat fitnah(mengacau atau membencanai) umat manusia. Maka sesiapa yang lebih banyak membuatbencana, dialah yang lebih besar jasanya (terhormat) dalam kalangan mereka (jin).”(HR.Muslim: 2813 dan Sahih Muslim: 2408)

  • Di Lubang dan belahan tanah.

Dari Qatadah yang meriwayatkan  daripada Abdullah bin Sirjis bahwa sesungguhnya Nabi SAW melarangseseorang melakukan kencing di lubang. Merekabertanya kepada Qatadah: “Mengapadibenci kencing di dalam lubang?” Dia menjawab: “Dikatakan, bahwasanya ia adalahtempat tempat tinggal jin.” (Abu Dawud: 29)

  • Di padang pasir, lembah, lorong dan tempat-tempat yang ditinggalkan olehpenghuninya.

Jin juga sering menghuni di tempat-tempat tersebut berdasarkan hadith Ibnu Mas’ud r.a. yang diriwayatkan oleh Imam Muslim: “Padasuatu malam kami bersama Rasulullah SAW, lalu kami kehilangan beliau lantaskamipun mencari beliau di lembah-lembah. Kami pun mengatakanRasulullah SAW telah diculik. Selanjutnya  kami pun tidur pada malam tersebut seperti sejelek-jelek malam. Tatkala tiba waktu pagi hari, tiba-tiba bagindadatang lalu kami mengatakan: Ya Rasulullah, kami kehilangan andadan kami mencari anda namun kami tidak menjumpai anda, lantas kami bermalamdengan sejelek-jelek malam. Mendengarucapan tersebut maka Rasulullah menjawab: “Telah datang kepadaku seseorang yangmengundang dari kalangan jin, maka akupun pergi bersamanya dan aku membacakanAl-Qur’an kepada mereka.” (HR.Muslim, 1007)

  • ISU DAPATKAH MANUSIA MELIHAT JIN?

Termasuk kekhususan jin ialah mereka dapat melihat manusia namun sebaliknya manusiatidak dapat melihat mereka dalam wujud aslinya. Allah SWT berfirman:

يَـٰبَنِىٓ ءَادَمَ لَا يَفۡتِنَنَّڪُمُ ٱلشَّيۡطَـٰنُ كَمَآ أَخۡرَجَ أَبَوَيۡكُم مِّنَ ٱلۡجَنَّةِ يَنزِعُ عَنۡہُمَا لِبَاسَہُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوۡءَٲتِہِمَآ‌ۗ إِنَّهُ ۥ يَرَٮٰكُمۡ هُوَ وَقَبِيلُهُ ۥ مِنۡ حَيۡثُ لَا تَرَوۡنَہُمۡ‌ۗ إِنَّا جَعَلۡنَا ٱلشَّيَـٰطِينَ أَوۡلِيَآءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ (٢٧

Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana iatelah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanyapakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya ‘auratnya. Sesungguhnya ia danpengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihatmereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpimbagi orang-orang yang tidak beriman.” (QS Al-A’raf 7:27)

Jelas di sini bahawa tiada seorangpun mampu melihat jin, kecuali bila mereka mengubah diri (menjelma) dalam berbagai bentuk dengan  izin Allah SWT. Ada beberapa riwayat yang menjelaskanbahawa mereka menjelmakan diri ke dalam berbagai bentuk seperti di antaranya:

i- Menjadi seorang lelaki miskin (Lihat Mukhtasar Sahih Muslim karya Az-Zabidi: 1078).

ii- Menjadi seorang Syaikh dari Najd (Lihat Sirah Ibn Hisyam 2/122).

iii- Menjadi seekor ular (Lihat Mukhtasar Shahih Muslim: 1498).

Berhubung cara  atau  bagaimana mereka mengubah diri menjadi bentuk-bentuk lain, tidak ditemui ada nas yang menjelaskan hal tersebut.

  • ISU DAPATKAH MANUSIA MENUNDUKKAN JIN?

Tidak seorangpun akan mampu menakluki, menundukiatau  menguasai jin setelah do’a dari NabiSulaiman AS, sebagaimana firman Allah SWT:

قَالَرَبِّٱغۡفِرۡلِىوَهَبۡلِىمُلۡكً۬الَّايَنۢبَغِىلِأَحَدٍ۬مِّنۢبَعۡدِىٓ‌ۖإِنَّكَأَنتَقَالَرَبِّٱغۡفِرۡلِىوَهَبۡلِىمُلۡكً۬الَّايَنۢبَغِىلِأَحَدٍ۬مِّنۢبَعۡدِىٓ‌ۖإِنَّكَأَنتَٱلۡوَهَّابُ (٣٥) فَسَخَّرۡنَالَهُٱلرِّيحَتَجۡرِىبِأَمۡرِهِۦرُخَآءًحَيۡثُأَصَابَ (٣٦) وَٱلشَّيَـٰطِينَكُلَّبَنَّآءٍ۬وَغَوَّاصٍ۬ (٣٧) وَءَاخَرِينَمُقَرَّنِينَفِىٱلۡأَصۡفَادِ (٣٨) هَـٰذَاعَطَآؤُنَافَٱمۡنُنۡأَوۡأَمۡسِكۡبِغَيۡرِحِسَابٍ۬ (٣٩) ٱلۡوَهَّابُ (٣٥) فَسَخَّرۡنَالَهُٱلرِّيحَتَجۡرِىبِأَمۡرِهِۦرُخَآءًحَيۡثُأَصَابَ (٣٦) وَٱلشَّيَـٰطِينَكُلَّبَنَّآءٍ۬وَغَوَّاصٍ۬ (٣٧) وَءَاخَرِينَمُقَرَّنِينَفِىٱلۡأَصۡفَادِ (٣٨) هَـٰذَاعَطَآؤُنَافَٱمۡنُنۡأَوۡأَمۡسِكۡبِغَيۡرِحِسَابٍ۬ (٣٩

Dia berkata: “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahilah kepadaku kerajaan yangtidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang MahaPemberi. Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baikmenurut ke mana saja yang dikehendakinya, dan (Kami tundukkan pula kepadanya)syaitan-syaitan semuanya ahli bangunan dan penyelam, dan syaitan yang lain terikatdalam belenggu. Inilah anugerah Kami; maka berikanlah (kepada orang lain) atautahanlah (untuk dirimu sendiri) dengan tiada pertanggungan jawab.”(QS Sad [38]:35-39)

Berkata Syaikh Ahmad bin Nasir bin Muhammad al-Hamd ra: “Untuk mendapatkanpenguasaan dan penundukan manusia terhadap jin tidaklah mungkin, kerana adanyaperbedaan bentuk keduanya. Manusia tidak boleh melihat jin dan dari sini (diketahui) bahawa manusia tidaklah dapat menguasai dan menundukkan jin. (Penundukan danpenguasaan ini) didapatkan dari syaitan sebagai hasil dari penundukan sebahagianmereka terhadap sebahagian yang lain. Maka jin yang ditundukkan manusia, hakikatnyadia ditundukkan oleh syaitan yang memiliki kekuasaan dan kekuatan terhadap sang jin itu sendiri, dan hal ini adalah sebagai timbal balik dari perbuatanmanusia ituterhadap apa yang dikehendaki oleh syaitan daripadanya  yang berupa kefasikan, maksiatdan terkeluar dari ajaran-ajaran agama. Dari sini diketahui bahawa pada hakikatnya manusialahyang menjadi budak atau khadam bagi syaitan (bukan syaitan atau jin ditundukkan olehnya).” (Al-Sihr Baina Haqiqah wal Khayal:211).

  • ISU AL-QUR’AN DIGUNAKAN UNTUK MENUNDUKKAN JIN?

Kita sering mendengar bahwa ada di antara individu yang mengaitkan dirinya dengan kebolehan tertentu berdasarkan tahap ilmu dan keistimewaan yang dimiliki. Dia mendakwa dirinya berupaya menundukkan jin denganmenggunakan ayat-ayat al-Qur’an. Timbulkan persoalan, benarkah hal tersebutboleh terjadi dan benarkah al-Qur’an dapat digunakan untuk tujuan seperti menundukkan jin.

Syaikh Majd Muhammad al-Syahawi rahimahullah berkata: “Dan tidaklah diragukanlagi bahawa pada masa sekarang ini tidak ada orang yang meminta bantuan jindengan al-Qur’an semata-mata tanpa menggunakan mantera-mantera dan azimat-azimat darisihir yang tidak diketahui maknanya, Kami telah memberikan peringatan terhadapkesesatan yang ada didalamnya dan barangsiapa menyangka bahwa dia memintabantuan jin dengan al-Qur’an semata-mata tanpa menggunakan selain al-Qur’an,maka diaadalah seorang pendusta dan penipu.” (Tahdirul Arwah wa Taskhiru al-Jan Baina BainaHaqiqah wal Khurafat: 103-104).

  • ISU MEMINTA BANTUAN JIN

Meminta bantuan jin tidaklah diperbolehkan secara syar’i. Adapun prinsip larangantersebut adalah sepertimana berikut:

Perbuatan atau amalan seperti itu tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW, Khulafa’ al-Rasyidin, para sahabatNabi SAW secara umum,para tabi’in dan orang-orang saleh dari umat ini.Ciri utama penglibatan dengan  jin dan syaitan adalah dusta atau bohong. Rasulullah SAW bersabda kepada AbuHurairah r.a.: “Ia berlaku jujur kepadamu, sedangkan ia adalah pendusta.” (Sahih BukhariNo.1122).

Hal ini berlaku kerana kebodohan dan kejahilan sebahagian ahli masyarakat dalam memahami metode al-Qur’an dan al-Sunnah di samping tidak ramai yang mendalami ilmu syariah. Justeru itu ramai yang tidak dapatmenilai amalan tukang sihir(tenung) dan orang-orang yang mendakwa mereka meminta bantuan kepadajin yang muslim. Akibatnya, berlaku kecacatan aqidah dalam kalangan umat manusia, sedangkan kemurnian aqidah adalah penting dan paling berharga sebagai jaminan kejayaan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ini bermakna aqidah sahihah tidak dipedulikan lagi.

Jin atau syaitan akan berusaha menjerumuskan manusia kedalam kekufuran, kesyirikan, ataupunkeharaman menerusi pelbagai cara dan taktik atau sarana serta berusahamenjerat orang yang meminta bantuan kepada mereka.Ini bererti mereka masih bergantung kepada selain Allah SWT.

Seringkali terdapat pertanyaan orang ramai berhubung hal ini seperti: “Apakah orang yang meminta bantuan jin telah melakukankekufuran?” Dalam isu ini Usamah bin Yasin menjelaskan: “Orang (manusia) yang menggunakan jintidaklah kufur, kecuali apabila penggunaan jin tersebut dengan menggunakan cara dan jalan yang telah ditempuh oleh tukang sihir dan arraf atau dikaitkan dengan bintang dan tulisan-tulisan azimat kufur atau semisalnya. Apabila diperbuat seperti itu, maka dia telah kafir.[Lihat al-Qawl al-Mubin oleh Usamah bin Yasin: 197]

  1. BEBERAPA BENTUK PERMINTAAN BANTUAN JIN

Ada beberapa amalan atau perbuatan yang merupakan bentuk dan perwujudan meminta bantuanjin, diantaranya:

  1. Menjual cincin dan batu permata yang dianggap memiliki kuasa mistik dengan harga yang sangat tinggi diseertai dengan dakwaan bahawa sudah diisi kesaktian atau jin bersamanya. Kuasa tersebut kononnya  akan membantu pemiliknya,menjaganya atau melindunginya dari sebarang gangguan dan kesulitan hidup, melancarkan urusan hariannya dan sebagainya.
  2. Membaca ayat-ayat al-Qur’an tertentu diselangi dengan bermacam-macam wirid dan do’a padaseseorang yang diletakkan pada sesuah tempat di atas. Setelah selesai pembacaan ayat dan wiridtersebut maka tubuh atau jasad orang yang dibacakan tadi akan terangkat ke udara.
  3. Membedah tubuh pesakit yang menghidapi penyakit-penyakit kronik dengan cara yang pelik, unikdan asing tanpa meninggalkan bekas atau sebarang kesan luka atau parut pada tubuh dan kulit pesakit yang dibedah itu. Ini dikenali juga sebagai pembedahan batin.
  4. Menghadirkan arwah (tahdirul arwah) iaitu menghadirkan ruh orang yang telah mati. Amalan dilakukan dengan cara merasukkan (mediator) pada tubuh seseorang lalu arwahtersebut muncul berbicara memberi jawapan tentang segala pertanyaan yang diajukan oleh orangyang mentahdirkannya atau mendatangkannya,, Cara lain ialah dengan cara memunculkannya dalam bentuk orang yang telahmeninggal dunia dan kemudian melakukan pergerakan seperti berjalan, duduk berehat atau berbicara dengan orang yangberada di sekitar tempat itu.

Catatan: Arwah atau ruh yang disangkakan datang kepada penghadir ruh tersebut padahakikatnya adalah jin yang bekerjasama dengannya, bukan ruh sebenar yang sudah mati. Sebagai orang Islam kita meyakini bahawa ruh orang mati tidak akan kembali ke dunia atau ke alam nyata kerana dia sudah berpindah ke alam kubur  dan sejak itu terputuslah seluruh hubungannya dengandunia, kecuali tiga hal seperti yang yang disabdakan oleh Rasulullah SAW :

إذا مات العبد انقطع عنه عمله إلا من ثلاث: صدقة جارية، أو علم ينتفع به، أو ولد صالح يدعو ل

Jika seseorang telah meninggal, maka terputuslah semua amalannya kecuali 3 hal:sadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya.”(HR Bukhari).

  1. ISU MENGAMBIL SUMPAH DARI JIN

Berdasarkan beberapa keterangan nas al-Quran dan hadith-hadith Nabi saw,  maka dapatlah dirumuskan bahawa dalam amalan ruqyah syar`iyyah, tidaklah diperbolehkan atau diperkenankan seorang muslim (khususnya peruqyah) ketika melakukan ruqyah syar’iyyahmengambil janji atau bersumpah dengan nama Allah kepada jin yang mengganggu pesakit. Hal inikerana jin sendiri sering bersumpah dengan nama Allah, namun mereka banyakmelanggar sumpah tersebut. Justeru itu perbuatan ini adalah seperti melakukan syirik kepada Allah swt dan akan menjauhkan diri manusia dari mendapat rahmat dan pertolonganNya..

  1. PENUTUP

Dapatlah disimpulkan bahawa untuk mengenali atau memahami makhluk jin ini maka kita perlu merujuk kepada sumber-sumber autentik menerusi nas al-Quran dan hadith-hadith Nabi saw selain kitab-kitab tulisan para ulamak muktabar. Antara yang disentuh dalam tulisan ini ialah berkaitan;

  1. Asal Kalimah Jin
  2. Jin Diciptakan Sebelum Manusia
  3. Asal Penciptaan Jin
  4. Kelompok Atau Jenis Jin
  5. Tempat Tinggal Jin.
  6. Dapatkah Manusia Melihat Jin.
  7. Isu Dapatkah Manusia Menundukkan Jin.
  8. Isu Al-Quran Digunakan Untuk Menundukkan Jin.
  9. Isu Meminta Bantuan Jin.
  10. Beberapa Bentuk Permintaan Bantuan Jin.
  11. Isu Mengambil Sumpah Dari Jin.
  12. Penutup.

Semogatulisan ini dapat memberi sedikitsebanyak pencerahanyang bermanfaat kepada kita semua baik pengamal perubatan Islam mahupun orang awam agar kita sama-sama mengetahui hakikat sebenar penciptaan jin dan dapat menilai apa yang benar atau haq dan apa yang batil atau kepalsuan. Agar dengan itu kita terselamat dari terjerumus dalam perangkap jin, syaitan dan iblis.

Insyaallah dalam siri-siri pencerahan berikutnya akan disentuh mengenai makna ghaib, penampakan jin, tempat tinggal jin, punca jin tinggal serumah, perbezaan qarin, jin, syaitan dan iblis, tafsiran mimpi gangguan jin, kelemahan jin, perkahwinan jin dengan manusia, berdialog dengan jin, termasuk teknik berkelahi dengan jin, metode berdakwah ke atas jin dan lain-lain, Saya memohon maaf jika terdapat sebarang kekurangan atau kelemahan dalam tulisan ini.

Nukilan,

Dr Abdullah Yusof (abdy@gpmm)
Pensyarah Perubatan Islam UM
Exco GPMM
Bendahari Kehormat PTPM (Persatuan Terapi Psikospritual Malaysia.